Perbedaan dan Persaudaraan islam

Ada beberapa perbedaan di beberapa masjid tentang doa qunut ,utamanya dalam sholat subuh, ada yg pakai dan ada juga yg tidak.

mari kita cari bersama dulu dasarnya 😛

Doa qunut dilakukan pada jaman Rasul karena dalam keadaan perang atau karena suatu keadaan keadaan yg dianggap genting atau rawan,dimana Rasul merasa bahwa umat islam dalam bahaya,sehingga merasa perlu menambahkan suatu doa khusus dalam sholatnya setiap waktu sholat.

Jadi doa qunut dilakukan rasul setiap kali sholat ,pada saat beliau merasa dalam keadaan bahaya,jadi bukan hanya subuh saja. Saya pribadi tidak menggunakan qunut,tapi tetap menghargai pendapat mereka yg memakainya. silahkan saja jika merasa bahwa kondisi sekarang sudah cukup bahaya untuk umat islam,tapi alangkah baiknya jika dipakai setiap sholat,bukan hanya saat sholat subuh tentunya 🙂

Nah menyangkut perbedaan2  yg ada dalam islam ,mari kita coba renungkan kisah yg terkenal ini ,yang disadur dari buku 99 detik menunggang harimau lapar ,dalam bab rumpun kedua tentang silaturahmi dan persaudaraan , antara pemimpin NU ( K.H Idham Cholid) dan pemimpin Muhammadiyah (Buya Hamka).

Kisahnya kurang lebih begini  : ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju tanah suci dalam sebuah kapal laut,saat melakukan sholat subuh berjamaah, para pengikut Nadhlatul Ulama heran saat Idham Cholid (tokoh NU) yang mempunyai kebiasaan menggunakan doa qunut dalam kesehariannya ,malah tidak memakai doa qunut tatkala Buya hamka dan sebagian pengikut Muhammadiyah menjadi makmumnya.

demikian sebaliknya,tatkala Buya hamka mengimami sholat subuh ,beliau membaca doa qunut  karena idham cholid  dan sebagian pengikut NU menjadi makmumnya. mereka malah berpelukan mesra setelah sholat bagaikan saudara seiman yang saling menguatkan ,saling menghormati,dan saling berkasih sayang . Saya terharu sekali baca cerita ini,betapa kebesaran jiwa mereka terbukti melalui kisah ini,betapa besar jiwa kedua pemimpin umat islam kita itu,coba kita bandingkan dengan saat ini,dimana masing pengikutnya merasa dirinya sendiri paling benar dan kadang memaksakan pendapatnya atas yg lain 😦

Belajar dari kisah Buya Hamka dan Idham Cholid, Qunut atau tidak qunut , merupakan suatu hal yg sunah,jadi baiknya kita tidak terjebak dalam pertengkaran. karena Persaudaraan sesama muslim itu wajib,sedangkan qunut itu sunah.mari dahulukan yg wajib ketimbang yg sunah.

mari kita bersatu ,karena perbedaan itu adalah rahmat,dan islam adalah rahmatan lil alamin 🙂

33 Komentar

  1. Setuju banget, Dot. Dari pada ribut2 masalah do’a qunut, menyesuaikan dengan lingkungan adalah lebih baik. Yang salah itu adalah yang nggak sholat 🙂

    • betul banget,ini persis kata2 ustad saya ,daripada ribut2 soal qunut gak qunut ,ataupun masalah jari menunjuknya digoyang2 di tahiyat ataupun lurus ataupun bengkok,atau masalah sedekap di dada atau agak kesamping ,mending kita mikirin gimana yg di luar masjid yg belum pada mau sholat ,biar bisa jadi sholat 🙂

  2. Sangat setuju , wah kamipun melakukan itu. salam sehat mas didot. Sehat mas..

    • alhamdulillah saya sehat sekali mas,semoga anda juga demikian 🙂

  3. Wah, mas, manteb! Saya sendiri masih banyak menemui muslim yang mendebatkan hal kecil seperti itu. Semoga ukhuwah islamiyah kita makin erat dan makin diridhoi Allah walo banyak perbedaan. 🙂

    • insya Allah,cerita ini amat sangat menginspirasi saya 🙂

  4. perbedaan pasti akan selalu ada… tapi jangan biarkan perbedaan itu menghancurkan persaudaraan kita…… thx… nice posting

  5. Saya kalo shalat ndak pake qunut lho mas, Hmmm…apa kamu masih bersedia mengakui saya sebagai sodara ya ???? 🙂

    • dua hati yg dekat sudah tidak perlu berkata2 lagi bukan saat jarak memisahkannya?

      apakah kamu tidak mengetahui isi hati saya dik? atau perlu saya ungkapkan sesuatu yg sudah kamu ketahui pula jawabannya?? 😉

      • Bahasa kiasnya terlalu berbahaya mas, takut ada yang salah menafsirkan macam2 euy. ya tau sendiri lah, kalo isi hati kita cuma bertumpu dan untuk Allah saja, itu ya mas yang utama?????

      • bertumpu pada Allah sudah menjadi keharusan dan memang sebuah takdir kita semua.

        saya sayang semua mahluk Allah kecuali iblis laknatullah. semua adalah saudara di mata saya,selama dia memperjuangkan ajaran islam dan kebenaran,sekalipun saya belum mengenalnya.

        yang berbahaya adalah yg mengkiaskannya dengan salah,namun bagi yg menyebutkannya tidak ada bahaya apapun kecuali kemungkinan dipandang buruk mahluk,dan itu tidak mengapa asal tidak dipandang buruk di mata Allah 😛

        semoga dunia kita diisi oleh kerendahan hati dan kelembutan hati manusia2nya 🙂

      • Yah…sebaik-baik hidup adalah hidup di bawah naungan Al-Qur’an dan dengan aqidah yang benar dan tauhid yang lurus..itu ya mas intinya???

        betul,kalau sudah hidup dengan jalan alquran yg lurus insya Allah gak akan menemui masalah2 besar dalam hidupnya,hati jadi lapang kalau dikembalikan ke Allah segala masalah kita 🙂

  6. yg biasa meributkan kan biasanya memang yg pemahamannya setengah2 mas…
    tapi seiring meningkatnya pemahaman, plus teladan pemimpin yg arif, kita bisa berharap energi yg ada bisa diarahkan utk kemaslahatan umat

    insya Allah,butuh teladan dan pemimpin yg bijaksana saat ini 🙂

  7. nDa tak memakai Doa Qunut bang….

    emang bebas kok nda,gak wajib 😛

  8. siippp, dahulukan yg wajib.. berarti harus terus gali ilmu apakah hal yg wajib itu?

    menjaga persaudaraan, menafkahi anak yatim dan memberi makan orang miskin.. Bundo sering lupa itu. selama ini kewajiban terpaku hanya pada ritual saja..

    iya bundo,itulah gunanya kita disuruh bergaul sama para alim dan orang sholeh,kita jadi saling mengingatkan karena kita sering lupa,namanya manusia kan gitu,gudangnya lupa bundo 😛

    aku juga sering diingatkan oleh blogger2 lain kok,itulah gunanya persaudaraan blogger 🙂

  9. Ini yang saya sebut perbedaan yang Indah …
    Persaudaraan yang indah …
    saling menghargai …
    yang telah dengan sederhana di demonstrasikan oleh Buya Hamka dan Kyai Idham Kholid …

    I like this post Dot …
    Very Simple tetapi mempunya Makna yang sangat dalam …

    Adem bener rasanya …

    Thanks ya Dot …
    Thanks indeed …

    anytime opa eh om hehehehehe 😛

    indahnya persaudaraan dalam islam 🙂

  10. Nah ini seru Dot. Gue di ajarin kalo Qunut itu gak perlu. Sementara laki gue, di ajarin…Qunut itu perlu…hehehe…tapi karena laki gue itu imam gue, mau gak mau gue ikutan dia aja…di bikin gampang aja lah…ya gak Dot? hehehe…

    ehehehe,betul yes,ikut imam aja ,tapi kalau di masjid ada yg qunut saya gak ikutan,tapi tetep respek kok sama imamnya,kan saya makmumnya 😛

    dibikin simple 🙂

  11. khilafiah janganlah dipertengkarkan ,gitu ya intinya Mas Didot?
    krn jauh lebih indah dgn mengahargai dan menikmati perbedaan itudgn berjiwa besar.
    Dahulukan yg wajib, baru yg sunnah.
    jadi, kita tingkatkan ilmu utk lebih memahami yg wajib itu dulu.
    terimakasih utk tulisan yg indah ini Mas Didot.
    salam

    ya bunda,hal2 di level syariat sangat berpotensi memunculkan konflik,makanya harus naik ke tingkat hakikat,untuk apa kita sholat? ibadah? dalam ibadah kan tidak ada yg namanya saling menyakiti bukan?? 😛

  12. Mari kita bersatu! 🙂

    yuk 😛

    *jadi inget film voltus kalau bersatu begini :mrgreen:

  13. …temen-temen,
    mampiriah ke blogkuuu, aku lagi ikutan lomba blog niihh,jangan lupa
    kasihcoment iahhh,, kontribusi kalian sangat berarti … semangat blogger 2010 !!!! makasiihh ^_^ …

    maaf ya link yg ditampilkan saya hapus karena gak nyambung dengan topik saya 😛

  14. yup, tepat sekali Di’, kita sekarang lebih banyak mempertentangkan
    masalah furu’, masalah2 cabang yang mungkin tidak terlalu bermasalah,
    justu masalah penting dilupakan…”persatuan dan persaudaraan kaum muslimin”

    perbedaan justru memperlihatkan kekayaan Islam, selama perbedaan itu tidak
    merubah aqidah kita. Semoga kita selalu dibimbing kejalan yang lurus sehingga
    kita bisa terus memupuk rasa Ukhuwah Islamiyah…

    🙂
    insya Allah ya mas ryan 😛

    semoga kejayaan islam bisa segera bangkit kembali 🙂

  15. Sepakat mas Didot, sesama muslim adalah bersaudara, dan kita wajib menjaga keharmonisan persaudaraan itu. Dan begitu indah cerita dari kedua pemimpin umat itu, sebuah contoh yg sangat bijak..Semoga kita bisa meneladaninya dalam keseharian…

    saya juga senang bisa berbagi cerita ini dengan kalian 😛

  16. Setuju sekali, Didot. Hal-hal yang bersifat Fiqih sebaiknya tidak perlu dipertentangkan, karena Fiqih adalah tafsir para ulama, yang bisa berbeda-beda. Lebih baik menguatan dalam hal aqidah, yang merupakan inti ajaran Islam.

    betul sekali bu tuti,diperdalam maknanya 😛

  17. maiank suka nih kalo begini…ceritanya
    gak perlu pake ribut…

    betul,gak pake ribut2 😀

  18. Janganlah islam tercerai berai hanya karena perbedaaan. Tetapi jadikanlah perbedaan itu sebagai tonggak untuk semakin menjalin ukhuwah yang dapat mempersatukan umat

    setuju banget 😛

  19. kalo saya nggak pake qunut dot.. tapi tetap menghargai mereka yang pake qunut. tapi pernah ada kisah lucu dot.. waktu itu saya sholat jamaah subuh di masjid.
    kebetulan yang jadi imam bukan yang biasa imam di masjid itu. iman tamu lah istilahnya. ternyata beliau pake qunut.. karena jamaah gak biasa pake qunut, sebagian udah terlanjur gerak mo sujud… eh.. ternyata belum, masih baca qunut.. jadinya berdiri lagi deh 🙂

    saya juga gak pake qunut na,waktu itu pernah begitu juga,udah mau sujud ternyata qunut hehe,its oke kalo gak tau kok 😛

  20. perbedaan kalau dihadapi dengan sikap dewasa dan bijak tak akan menimbulkan gesekan… tak akan menimbulkan banyak sekali kotak dalam tubuh umat islam… tugas kita hanya menyampaikan/menyeru…. adapun manusia mau mengikuti atau tidak… Allah yang pegang hidayahnya…so beda pendapat boleh saja,asal jangan pada pecah yaak… ^^

    kalau orang mau memakai hatinya maka tidak akan timbul perdebatan dan perselisihan,kita semua juga kan hanya bisa mendekati kebenaran,bukan yg paling benar 😛

  21. Assalamu’alaikum wr wb.
    Apa yang dilakukan kedua ulama itu mencerminkan bahwa keduanya menyadari betul bahwa qunut itu bukan hal yang wajib. Biasanya yang mempemasalahkan qunut atau hal-hal lain seperti rakaat tarawih itu hanya untuk mempertahankan pengaruhnya saja di masyarakat. Pada hal shalat itu sudah dicontohkan Rasulullah SAW, kita hanya mengikutinya saja.

    Terima kasih Mas.
    Wassalam wr. wb

    walaikum salam Wr. Wb pak,

    betul sekali pak,rasul telah mencontohkan teladan perilaku yg baik,kita tinggal mencontoh aja 😛

  22. Mo qunut atau ga qunut, yang penting mereka tetap membaca Al Fatihah. Asal dalilnya jelas, tidak ada yang perlu dipermasalahkan….

    setuju mbak mel 😉

  23. Yaa . . .

  24. Mulai dari diri kita masing-masing, Stop perpecahan titik.


Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar