Tentang anak-anak

Jika kamu mengajarkan kepada anakmu dengan cara2 kekerasan , sekalipun ajaran itu adalah tentang kebaikan,maka tunggulah jika suatu hari nanti cara2mu itu akan berbalik kepadamu. tunggulah ,karena kelak anak itu akan menjadi pemberontak yang nyata bagimu

Anak kecil mempunyai hati yg bersih,berbeda dengan kita yg sudah banyak kotoran di hati kita. anak kecil jika mati insya Allah langsung masuk surga,karena hati yg bersih adalah para penghuni2 surga.

Sempat kita berpikir bahwa kita lebih baik dari mereka,salah besar saudaraku,merekalah yg lebih baik dari kita,kitalah yg harus belajar soal hati kepada mereka,meskipun mereka harus belajar tentang ilmu2  dunia kepada kita. Hati yg kotor perlu berguru pada hati yg bersih. Maka janganlah kau kotori hati mereka dengan contoh2 perbuatan kasar dan kotormu.

Dalam suatu riwayat diungkapkan ada seorang anak  yang sedang digendong,  kemudian  pipis membasahi  pakaian  Nabi. Karena malu kepada Nabi ibunya merenggut bayi tersebut dengan kasar.  Namun Nabi  menegurnya dengan bersabda,  “Jangan hentikan pipisnya, jangan renggut dia dengan kasar. Pakaian ini dapat dibersihkan dengan air, tetapi apa yang dapat menjernihkan hati sang anak (yang engkau renggut dengan kasar)? “ (hadits)

ilmu hati adalah ilmu yg lebih tinggi dari ilmu lainnya,karena hati itu halus. karena hati itu pemimpin bagi tubuh ini,bagi jiwa dan raga. jika hati itu rusak ,maka rusak pulalah seluruh diri kita ini.

“Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Jangan kau bentak mereka dengan berkata “Sabar dong!!! ” saat mereka minta sesuatu kepadamu, baik yg mampu kamu berikan atau belum mampu kamu berikan.  mereka hanya anak kecil,memang taunya hanya meminta yang mereka inginkan. kamulah yg harus mengajarkan arti sabar kepada mereka,dan itu artinya kamu harus lebih sabar dari mereka bukan?

bagaimana kamu mengajarkan sabar sementara kamu pun tidak sabar?

bukankah sebaik-baik nasehat adalah dengan contoh?

bagaimana menyuruh anak tidak merokok sementara kita masih merokok?

bagaimana menyuruh anak rajin sholat sementara kita jarang sholat?

bagaimana menyuruh mereka rajin membaca sementara kita jarang membaca?

ah saya ingin kembali jadi anak2 saja rasanya 🙂

Jadilah perubahan yang kau inginkan terjadi pada dunia – Mahatma Gandhi

60 Komentar

  1. Benarlah ada ungkapan yang menyatakan : Anak2 itu seperti lemabaran kertas putih dan Kertas putih itu tergantung mau dicoret seperti apa oleh lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu ajarkanlah anak-anak dengan penuh kelembutan dan kesabaran serta akhlak yang baik pula karena itu adalah sebaik-baik pengajaran. Pengajaran dengan cara pemaksaan hanya akan menjadikan si anak lebih keras kepala. Setuju sekali dengan pendapat diatas :bagaimana menyuruh anak tidak merokok sementara kita masih merokok?
    bagaimana menyuruh anak rajin sholat sementara kita jarang sholat?
    bagaimana menyuruh mereka rajin membaca sementara kita jarang membaca?

    Tapi ingin kembali menjadi rasanya menjadi anak2? Sebuah ungkapan tulus namun pada hakikatnya semu. Semoga suatu saat ketika telah menjadi bapak, bisa menjadi bapak yang baik buat anak-anaknya. Amin

    • makasih mas ifan,insya Allah kita bisa jadi bapak yg baik ya kelak,saya sedang belajar juga dengan terus meng-upgrade pengetahuan tentang itu 🙂

    • Keteladanan, memberi contoh nyata, sudah lama diajarkan oleh nabi….

  2. xiixix >__<

  3. hah komanku kok ga ada????

  4. hikss,,, komenku ilang…………..

    komen lagi ya…. 😀

    ****RE: bukankah sebaik-baik nasehat adalah dengan contoh?

    bagaimana menyuruh anak tidak merokok sementara kita masih merokok?

    bagaimana menyuruh anak rajin sholat sementara kita jarang sholat?

    bagaimana menyuruh mereka rajin membaca sementara kita jarang membaca?

    setuju banget kang…. 😀

    ****____****

    • ada semua kok cempaka komennya 😛

      makasih ya 🙂

  5. Bisa jadi prilaku anak-anak yang bandel merupakan ujian bagi orang tua yang di masa lalunya telah melakukan suatu/banyak kesalahan??

    • bisa jadi ,itu namanya karma kin ,tapi yg jelas anak belajar dari orang tuanya,dan lingkungannya juga 🙂

  6. mmm jadi om didot masi Tk dimana?wkwkwkw katanya ingin kembali jadi anak2
    tentang anak-anak, kayanya udah ada tanda2 dapet ponakan neh maiank, kak?. #uhuk-uhuk… :p,

    mmmm kira-kira dah bisa jadi contoh belum yaa maiank?
    pasti sudah!!
    #dijewer. eits sama anak kecil nggak boleh kasar..hehehehe

    • belum nih maiank,kamu perlu bersabar lagi kayaknya untuk dapat keponakan 🙂

      maiank contoh yg baik kok,gak dijewer tapi dibelai secara virtual hehehehe ,kan lagi ngasih contoh yg baik juga ke maiank 😉

      • jika melihat mereka yang tumbuh dijalanan, jalanan yang mendidik mereka keras. sampai ketika mereka berhati keras atau mungkin jika tidak mempunyai hati…dan melakukan kemaksiatan…ketika mungkin tak sadar digiring kesana kemari itu adalah dosa.
        apakah itu sepenuhnya salah mereka kak? orang tua? atau keadaan?
        tapi pasti tak ada kan kak yang ingin dilahirkan dengan keadaan seperti itu. sedangkan yang hidup biasa saja iman terkadang sulit terkontrol…apalagi mereka nggak ada yang ngingetin…

      • semua manusia punya takdirnya,tapi bukan berarti tidak bisa merubah nasib dan lingkungannya ,jika dia bersungguh2 pasti Allah akan memberikannya. sesungguhnya Allah selalu memperingatkan,tapi kadang manusia berharap diperingatkan oleh malaikatNYA,padahal Allah memperingatkan lewat sesama ,tidak mungkin Allah tidak memperingatkan,yg ada manusianya sendiri yg tidak mendengar peringatan itu

        wallahualam 🙂

  7. Iya gan, ane merasakannya.
    beberapa kali ane keras terhadap anak eeeh dia malah tiru…

    habisnya gimana yah…
    (makasih infonya, ini membuka pikiran ane selama ini :malu

    salam kenal
    http://ahsanfile.wordpress.com

    • kalau kita berkata kepada anak kecil : “kamu nih…”
      dia akan balas berkata dengan gaya yg sama ke kita : “kamu nih…”

      dia akan meniru,entah kita atau lingkungannya,karena itu berhati2lah mas ahsan

      tidak ada alasan untuk tidak memberi contoh yg baik 🙂

  8. duh, merasa tersentil niyyy… 😉

    • maaf ya mbak mimi,saya hanya mencoba mengingatkan diri ini jika kelak mempunyai anak2,karena saya sering melihat contoh2 seperti ini di lingkungan kita 🙂

  9. Gimana ladies, yg posting nih kira2 calon ayah yg baik gak sih? Ehem ehem.. 😀

    • saya boleh jawab gak nih meski bukan perempuan?? 😛

      insya Allah aja deh,saya kan usaha dong dengan belajar 🙂

      • ikutan nimbrung..
        Kan katanya lagi menunggu jawaban……. 😀

        Beruntunglah Gadis itu

  10. udah punya anak mas? 😀

    • belum mas,lagi usaha menuju kesana,sementara ini nikah dulu,seandainya belum dikasih nanti nikah,itu pasti karena saya belum pantas diberi amanah oleh Allah 🙂

  11. Didot… salah satu hak anak itu adalah mencarikan calon ibu atau ayah yang baik untuknya kelak. Maka, memilih calon pendamping itu bukan sekedar yang berkenan di hati, tapi juga yang memiliki komitmen tinggi dalam membina rumahtangga, termasuk di antaranya mendidik anak… 🙂

    • betul banget uda,itu namanya durhaka kepada anak ,menurut suatu bacaan ada 3 hal durhaka kepada anak :
      1. Durhaka karena tidak mencari ibu /ayah yg baik untuk mereka kelak
      2. durhaka karena tidak memberikan nama yg baik kepada mereka ,karena nama adalah doa.
      3. durhaka karena tidak mengajarkan ilmu yg bermanfaat ,misalnya alquran kepada anak2 🙂

      • katanya juga kelak jika dihisab akan diminta pertanggungjawaban orang tua dulu apabila tidak pernah mengajarkan alquran ,naudzubillah

  12. salam , mudah mudahan saya tidak menjadi ortu seperti itu , aku selalu ajarkan kedaimaian buat anak anaku mas.

  13. bener Mas…jadi kepengen kembali lg jd anak2 nih…

    • hatinya aja ,jangan fisik atau ilmunya 🙂

  14. Nice post…
    tanggung jawab anak ke orang tua juga ada sebagaimana orang tua juga bertanggung jawab terhadap anak mereka.

    • betul,yang tidak menunaikan kewajibannya dibilang durhaka 😛

  15. Bukan mudah menjadi orang tua..
    Begitulah mas… Lia juga selalu berhati2 bersikap di depan adik2 asuh…

    I LIKE THIS POST

    • saya yakin kalo kamu cukup sabar dan bisa memberikan contoh yg baik dek 😛

  16. saat ini, aku sedang mendidik diriku, untuk mendidik anakku kelak 😀

    • berarti kita berdua sama mas usup 😛

  17. terimakasih utk tulisan yg benar2 indah dan sarat makna dan pelajaran ini, Mas Didot.
    Semoga kami, telah menjadi contoh yg baik bagi anak2 kami ya Allah.
    salam

    • insya Allah bunda bisa jadi orangtua yg baik untuk anak2nya,karena dari tulisan2nya menunjukkan bunda adalah orang tua yg bijak kok bun 🙂

  18. dot, bagian mana dari tulisan lo ini yg ga membuat gue nangis?
    Kisah Rasulullah yang mulia dan berhati lembut itu… , dan contoh prilaku2 orangtua itu…, ugh, nampar gue banget. gue terimakasihnya sama Tuhan aja yah yg udah negur gue dg halus melalui blog seorang Didot… 🙂

    • iya betul,terimakasihnya sama Tuhan aja des,saya ini cuma corong aja,suaranya dari Allah 🙂

  19. renungan buat bapak-bapak dan calon bapak dalam mempersiapkan buah hati, karakter anak kita dimulai dari setiap ucapan yang keluar dari orang tua.

    • betul mas,buat calon ibu dan yg udah jadi orang tua juga boleh kok,tidak pernah terlambat buat berubah 🙂

  20. Yaa..terkadang saya suka belajar dari anak2, tentang kejujuran, tentang sikap yang apa adanya, tentang budaya maaf dan tak pernah mendedam ketika terjadi selisih paham…
    Allah mengisyaratkan banyak hal dalam kehidupan kita, bahwa dari apa yang kelihatan sepele menurut ternyata banayk hikmah yang tersembunyi yang tak pernah kita ketahui jika kita tak memikirkan dalam2…Anak2 adalah contoh simple dari “obyek” pembelajaran hidup yang sederhana ini..Sungguh maha luar biasa Allah, atas segala kemaha besarannya 🙂

    • Kejujuran dan kepolosan mereka itu memang membuat kita iri ya dik? semoga kita bisa mencontoh mereka dalam hal kebaikan2 yg mereka miliki itu 🙂

  21. hmmm
    akan kuajari dengan model seperti apa ya anakku ntar?
    *mikir*

    • dengan kelembutan dan kasih sayang dong dead 😀

      tapi sebelumnya ,udah nikah belum?? :mrgreen:

  22. Betul
    Rasulullah sukses berdakwah salah satunya karena beliau jadi teladan yg baik

    • pemimpin yg baik memang selalu memberikan contoh duluan 🙂

  23. seninya mendidik anak-anak tuh… indah sebenernya… sebenernya pula, ga ada anak2 yang bandel.. adanya adlah bagaimana ortu dan lingkungan memperlakukannya… apakahkasih sayang udah dicurahkan padanya ataukah hanya pendiktean semata??

    • betul,orang tua dan lingkungannya lah yg membuat mereka mempunyai perilaku tertentu 🙂

  24. indahnya masa anak2ku dulu… ^^ sama2 ingin balik ke masa anak2 kan?

    • balik ke masa anak2 sih gak mbak,tapi pengen punya hati setulus dan sebersih mereka kembali aja hehehe

      saya senang dengan ilmu dan pengetahuan saya sekarang,dan saya senang dengan hidup saya ini,tapi saya cuma pengen hatinya aja yg lebih bersih 🙂

  25. mantap mas.. btw ko’ saya jadi bingungnya.. kembali ke masa anak².. hihi..
    ga ada yang perlu dikembalikan… n terus solusinya untuk mendidik anak dengan baik gimana mas??
    terima kasih..

    • kenapa harus bingung? saya hanya ingin hati saya seperti anak2 kok,bukan berarti saya ingin jadi anak2 lagi secara harafiah 😀

      solusinya? belajarlah menjadi orangtua yg baik,memberi contoh,baca bukunya tentang parenting,ikut seminarnya,pokoknya gali terus ilmunya. cari keluarga harmonis yg anda sukai,kemudian minta nasehat darinya. ajarkan anak tentang nilai2 kebaikan,misalnya semua itu milik Allah,jadi harus ikhlas saat nanti diminta kembali ,semoga berhasil 🙂

  26. Kunjungan kesekian kalinya tapi komentar pertamaku Mas Didot …..
    Kullu mauludin yuladu ‘alal fithroh fainnama abawahu …… dst …… setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, fithrah maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang akan menentukan sentuhan pertamanya, pengaruhnya dsb dalam menentukan karakter, pola, mental, kepribadian dan akhlak si anak apakah mau baik atau buruk, jika contohnya baik insya Allah output juga baik, jika contohnya jelek maka outputnya juga jelek, apalagi masa anak2 yg sedang serba ingin tahu , apa yg dilihat dan didengar akan ditiru, maka menjadi keharusan bagi orang tua untuk selalu “Ibda’ binafsik” mulai dari diri sendiri. Jika menginginkan anak yg sholih/shlihah maka dirinya harus sholih/sholihah terlebih dahulu. Jika menginginkan anak yg baik serta berakhlak, maka orang tua harus terlebih dahulu menjadi orang baik dan berakhlak, bisa menjadi figur tauladan, uswah hasanah. Sudah diajarkan yg baik2 pun kadang2 masih terpengaruh dg lingkungan, teman, media terutama TV, apalagi bila caranya dengan kekerasan, kasar, maka anakpun akan cenderung keras, kasar dll.

    Haqqul walad ‘ala walidihi, ayyuhsina ismahu wa adabahu, ….. dst. hak anak atau kewajiban orang tua untuk memberikan nama yg baik dan mengajarkan adab tatakrama sopan santun dst, kewajiban orang tua/hak anak untuk mendapatkan sumber makanan yg halal dan baik (wa alla yarzukohu illa thoyyiban) dan kewajiban orang tua yg merupakan hak anak untuk mendapatkan ajaran2 ilmu agama dan ilmu pengetahuan dan kesehatan yg baik (wa ayyu’allimahulkitabah wassabahah warrimayah) ……

    Ohhhh … indahnya ajaran Agama ….. mudah2an kita bisa istiqomah dan anak2 kita keturunan kita bisa menjadi Qurrota a’yun dan bisa menjadi Imam bagi orang2 yang bertaqwa.amin

    • Jangan kau bentak mereka dengan berkata “Sabar dong!!! ” saat mereka minta sesuatu kepadamu, baik yg mampu kamu berikan atau belum mampu kamu berikan. mereka hanya anak kecil,memang taunya hanya meminta yang mereka inginkan. kamulah yg harus mengajarkan arti sabar kepada mereka,dan itu artinya kamu harus lebih sabar dari mereka bukan?

      bagaimana kamu mengajarkan sabar sementara kamu pun tidak sabar?

      Sangat sepakat dg kalimat ini, salah satu kunci sukses dalam mendidik anak di antaranya Kesabaran, walaupun berat ….. (Wasta’inu bishshobri washsholah) apalagi anak saya 3 laki-laki satu perempuan yg 2 kembar … harus banyak sabarnya ….

      Thank sharingnya Mas Didot, sangat bermanfaat dan terus mengingatkan saya untuk terus bersabar ……. dalam mendidik anak

    • insya Allah mas alwi,terimakasih atas komennya ini,saya gak pernah tau kalau mas alwi sering kesini kalau gak ninggalin jejak hehehehe 😛

      sabar tiada batas,karena sabar itu karena Allah 🙂

      • Setelah Kopdar di Ragunan tgl 18 April yg lalu sebenarnya saya dah hunting satu persatu blognya para peserta Kopdar cuman karena berbagai kesibukan belum sempat meneinggalkan jejak

      • saya maklumi mas,maaf ya saya jarang berkunjung,sungguh repot jadi blogger harian ,harus bagi waktu pula dengan Blogwalking kesahabat2 tercinta,semoga persahabatan ini terus terjaga ya mas ,next kopdar sangat ditunggu. btw emailnya peserta kopdar mana nih? katanya mau diemail ya?? 😛

  27. Anak2 memang gak bisa dikerasin. Sekali diberi perlakuan keras, akan terus membekas di benak mereka sampai dewasa. 😐

    • betul banget sop,harus diajarkan kasih sayang dan cinta kasih dengan kelembutan 🙂


Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan Balasan ke didot Batalkan balasan